Kitab Yeremia ditutup dengan kisah Raja Yoyakhin yang dikasihani oleh
Ewil-Merodakh, Raja Babel. Raja Babel memperlakukannya dengan istimewa,
yaitu makan bersama-sama dengan Raja Babel dan dipelihara kehidupannya
oleh Raja Babel. Kita percaya bahwa apa yang dilakukan oleh
Ewil-Merodakh, Raja Babel, adalah kehendak Tuhan.
Bagi orang Israel, akhir cerita ini begitu penting. Raja keturunan
Daud tetap ada, sekalipun dia tidak pernah kembali lagi ke Yerusalem.
Hal yang amat penting di sini adalah bahwa penyertaan Allah atas
Kerajaan Daud masih terus berlangsung. Hal ini menjadi sumber
pengharapan bagi umat Allah untuk memandang ke depan. Bagi kita saat
ini, Kristus, anak Daud (Matius 1) merupakan sumber pengharapan bagi
manusia berdosa.
Hal lain yang merupakan penutup kitab Yeremia berkaitan dengan nubuat
yang disampaikan oleh Nabi Yeremia. Kisah Nubuat yang disampaikan oleh
Yeremia tentang penghukuman Tuhan kepada umat-Nya telah benar-benar
terjadi. Oleh karena itu, mulai saat itu, nubuatan Yeremia tentang
berkat masa depan menuju kepada penggenapan. Keadaan yang sulit sama
sekali bukanlah tanda bahwa Allah tidak hadir dan memelihara.
Keadaan sulit hanya membuat kita sulit mengerti bagaimana Allah dapat
hadir, memelihara, dan menggenapi janji-Nya. Ketika orang percaya
berada dalam keadaan yang sulit, yang perlu dilakukan adalah tetap
bersandar kepada Tuhan, tidak menjauhi Tuhan karena Allah sedang bekerja
dengan cara-Nya sendiri.
Kristuslah kegenapan dari masa depan yang direncanakan Allah. Di
dalam Kristus ada pengharapan. Di dalam Kristus kita mendapatkan
kekuatan dan segala sesuatu dapat kita tanggung. Amin!
Yohanes 10:10
"Pencuri
datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang,
supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala
kelimpahan."